cctvjalanan.web.id Kabar baik datang bagi warga Jakarta Selatan. Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengumumkan bahwa rekayasa lalu lintas di kawasan Jalan TB Simatupang dan Jalan RA Kartini resmi dihentikan. Keputusan ini diambil setelah kondisi arus kendaraan dinilai kembali normal pasca selesai sejumlah proyek konstruksi di kawasan tersebut.
Kondisi Lalu Lintas Sudah Kembali Normal
Dishub DKI Jakarta menyampaikan bahwa penghentian kebijakan ini dilakukan karena arus lalu lintas di kawasan TB Simatupang kini jauh lebih lancar dibanding sebelumnya. Pengaturan arus kendaraan yang sebelumnya diberlakukan selama beberapa bulan dianggap tidak lagi diperlukan.
Melalui unggahan resmi di akun media sosialnya, Dishub menjelaskan bahwa hasil evaluasi di lapangan menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kelancaran arus kendaraan. Volume kendaraan memang masih tinggi di jam sibuk, namun tidak lagi menimbulkan antrean panjang seperti sebelumnya.
Sementara itu, laporan dari sejumlah pengemudi dan warga sekitar juga memperkuat keputusan tersebut. Mereka mengaku perjalanan kini lebih cepat, bahkan waktu tempuh di jam padat menurun hampir 20 persen.
Proyek Konstruksi Rampung, Jalan Kembali Dibuka Penuh
Penghentian rekayasa lalu lintas dilakukan bersamaan dengan selesainya sejumlah proyek konstruksi besar di sekitar kawasan TB Simatupang. Beberapa di antaranya adalah pembangunan complete street di simpang Fatmawati serta pemasangan instalasi perpipaan untuk sistem air bersih dan air limbah oleh PAM Jaya dan PAL Jaya.
Selama masa pekerjaan, area tersebut sempat mengalami kemacetan parah akibat penyempitan jalan dan penutupan sebagian jalur. Kini, seluruh jalur sudah kembali dibuka sepenuhnya dan dapat dilalui kendaraan dari dua arah.
“Setelah pekerjaan rampung, kondisi jalan kembali normal. Oleh karena itu, rekayasa tidak lagi diperlukan,” ujar perwakilan Dishub DKI dalam keterangan tertulis.
Selain itu, Dishub juga memastikan bahwa marka jalan, rambu lalu lintas, dan penerangan jalan umum di kawasan tersebut telah diperbarui untuk mendukung kelancaran arus kendaraan.
Kanalisasi Gerbang Tol Fatmawati 2 Ditiadakan
Dalam pengumuman yang sama, Dishub DKI juga menyampaikan bahwa kanalisasi di Gerbang Tol Fatmawati 2 kini tidak lagi diberlakukan. Langkah ini merupakan bagian dari pemulihan arus lalu lintas setelah situasi di kawasan tersebut dinyatakan stabil.
Kanalisasi tersebut sebelumnya diterapkan untuk mengurangi antrean kendaraan yang masuk ke tol dan menghindari pertemuan arus padat di TB Simatupang. Namun, dengan selesainya proyek dan berkurangnya hambatan di jalan utama, kebijakan itu dinilai tidak lagi efektif.
Petugas Dishub bersama kepolisian kini fokus pada pengawasan rutin dan penataan ulang rambu di area tol untuk memastikan arus tetap tertib.
Peningkatan Kinerja Lalu Lintas dan Transportasi Publik
Hasil evaluasi Dishub menunjukkan kinerja lalu lintas di kawasan TB Simatupang meningkat hingga 25 persen. Waktu tempuh rata-rata kendaraan pribadi maupun angkutan umum menjadi lebih singkat.
Selain itu, penggunaan transportasi publik juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Warga yang sebelumnya memilih kendaraan pribadi kini lebih sering menggunakan bus TransJakarta, MRT, atau ojek daring karena waktu perjalanan yang lebih terprediksi.
“Peningkatan efisiensi ini menjadi indikator keberhasilan kerja sama antara pemerintah, kontraktor, dan masyarakat dalam mendukung proyek infrastruktur tanpa menimbulkan gangguan besar,” jelas pihak Dishub.
Respons Warga dan Pengendara
Warga sekitar menyambut gembira kabar dihentikannya rekayasa lalu lintas ini. Salah seorang pengemudi ojek daring mengaku kini bisa menempuh rute TB Simatupang ke Fatmawati dalam waktu kurang dari 15 menit pada jam normal.
“Dulu bisa macet setengah jam lebih karena penyempitan jalan dan proyek galian. Sekarang sudah lancar banget,” ujarnya.
Sementara itu, para pengusaha di sekitar area Cilandak dan Lebak Bulus juga merasa terbantu. Mereka menilai akses menuju kawasan bisnis kini kembali normal sehingga kegiatan distribusi dan logistik berjalan lebih cepat.
Di sisi lain, sejumlah warga berharap agar pemerintah tetap menjaga kualitas infrastruktur yang baru selesai dibangun. Banyak yang meminta agar jalan tidak kembali rusak akibat beban kendaraan berat atau genangan air.
Dishub Tetap Lakukan Pemantauan Rutin
Meskipun rekayasa lalu lintas telah dihentikan, Dishub DKI menegaskan akan tetap melakukan pemantauan dan evaluasi berkala. Tujuannya untuk memastikan arus lalu lintas di kawasan itu tetap stabil dan tidak menimbulkan titik kemacetan baru.
Petugas akan meninjau kondisi pada jam sibuk pagi dan sore hari. Jika ditemukan gangguan atau penumpukan kendaraan di beberapa titik, Dishub akan mempertimbangkan kembali pengaturan teknis di lapangan.
Dengan demikian, penghentian kebijakan ini bukan berarti pengawasan dihentikan sepenuhnya, melainkan menyesuaikan dengan kondisi riil di lapangan.
Penutup
Berakhirnya rekayasa lalu lintas di Jalan TB Simatupang menandai selesainya masa penyesuaian panjang akibat proyek konstruksi. Kini warga Jakarta Selatan bisa bernapas lega karena jalur utama sudah kembali lancar dan tertata.
Kebijakan ini sekaligus menjadi contoh bahwa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaksana proyek bisa menghasilkan hasil positif bagi semua pihak.
Oleh karena itu, Dishub DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk tetap tertib berkendara, mematuhi aturan lalu lintas, dan menjaga kebersihan jalan agar kenyamanan bersama tetap terjaga.
Dengan arus kendaraan yang semakin lancar dan transportasi publik yang terus meningkat, kawasan TB Simatupang kini kembali menjadi salah satu jalur strategis paling efisien di Jakarta Selatan.

Cek Juga Artikel Dari Platform indosiar.site
