cctvjalanan.web.id Jakarta kembali dilanda kemacetan besar siang ini. Aksi unjuk rasa para guru yang digelar di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi tersendat parah. Ribuan peserta aksi yang datang dari berbagai wilayah tampak memenuhi area di depan kompleks Monumen Nasional (Monas) hingga ke depan Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Penutupan sebagian ruas jalan ini dilakukan aparat untuk alasan keamanan dan kenyamanan publik. Namun, dampaknya langsung terasa, terutama di arah menuju Thamrin, Tugu Tani, dan Patung Kuda Arjuna Wiwaha yang menjadi jalur utama perkantoran di pusat kota.
Massa Guru Padati Medan Merdeka Selatan
Aksi demonstrasi ini digelar oleh berbagai organisasi tenaga pendidik, termasuk guru honorer dan forum guru negeri dari berbagai daerah. Mereka datang dengan membawa spanduk besar bertuliskan seruan peningkatan kesejahteraan, kejelasan status kepegawaian, serta apresiasi terhadap tenaga pendidik yang selama ini dinilai belum merata.
Pantauan di lapangan menunjukkan ribuan guru mengenakan seragam batik khas korps pegawai negeri dan sebagian lainnya mengenakan pakaian hitam sebagai simbol keprihatinan. Massa juga membawa bendera organisasi dan poster berisi pesan-pesan edukatif seperti “Guru Sejahtera, Pendidikan Berkualitas” dan “Hargai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.”
Suasana aksi terpantau kondusif. Para guru berorasi secara bergantian di atas mobil komando yang dilengkapi pengeras suara. Mereka menyerukan agar pemerintah segera memperhatikan kesejahteraan tenaga pengajar, terutama yang masih berstatus honorer.
“Guru bukan hanya tenaga pengajar, tapi juga fondasi moral bangsa. Kalau kesejahteraan guru tidak dijaga, bagaimana masa depan pendidikan bisa maju?” seru salah satu orator.
Jalan Ditutup, Arus Kendaraan Dialihkan
Sejak siang, polisi menutup akses Jalan Medan Merdeka Selatan arah Gambir menuju Thamrin. Barikade dipasang di beberapa titik, termasuk di depan gedung BUMN dan persimpangan menuju Gedung Balai Kota DKI Jakarta.
Kendaraan roda dua dan empat dialihkan ke Jalan Medan Merdeka Timur dan Jalan Budi Kemuliaan, yang otomatis membuat kepadatan merembet hingga ke kawasan Kebon Sirih dan Harmoni.
Beberapa pengendara mengeluh karena perjalanan mereka tertunda cukup lama. “Saya biasanya lewat sini buat ke kantor, tapi sekarang harus muter jauh ke arah Tugu Tani,” ujar salah seorang pengendara motor.
Meski begitu, petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan tetap sigap mengatur arus lalu lintas. Beberapa petugas juga membantu pejalan kaki menyeberang agar tidak terjebak di antara massa aksi.
Fokus Tuntutan Para Guru
Dalam pernyataan sikapnya, para guru menyuarakan tiga tuntutan utama. Pertama, percepatan pengangkatan guru honorer menjadi aparatur sipil negara (ASN). Kedua, penyesuaian tunjangan kinerja dan insentif daerah agar lebih setara antara wilayah perkotaan dan pelosok. Ketiga, perbaikan sistem rekrutmen guru baru yang dinilai belum transparan.
Menurut salah satu perwakilan forum guru, perjuangan mereka bukan hanya tentang gaji, tetapi tentang martabat profesi. “Kami hanya ingin keadilan dan penghargaan yang layak. Karena tanpa guru, tidak akan ada generasi masa depan yang cerdas,” ujarnya di tengah orasi.
Ia juga menambahkan bahwa banyak guru di daerah terpencil masih menerima penghasilan di bawah standar upah minimum, bahkan harus bekerja sampingan demi memenuhi kebutuhan hidup. “Padahal mereka mendidik anak-anak bangsa di tempat yang sulit dijangkau. Itu seharusnya mendapat perhatian lebih,” tegasnya.
Aksi Berlangsung Damai dan Tertib
Meski jumlah massa sangat besar, aksi berlangsung dengan tertib. Polisi mengerahkan ratusan personel untuk menjaga keamanan di sepanjang rute aksi. Sebagian petugas juga disiagakan di depan kantor Kementerian Pendidikan dan Kantor Gubernur DKI Jakarta untuk mengantisipasi kemungkinan pergeseran massa.
Pihak kepolisian menyebutkan tidak ada laporan kericuhan sejauh ini. “Aksi berjalan aman, tertib, dan penuh tanggung jawab. Kami berterima kasih kepada peserta aksi yang kooperatif,” ujar perwakilan kepolisian yang bertugas di lapangan.
Selain petugas keamanan, tim kesehatan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta turut disiagakan. Beberapa tenda medis didirikan untuk mengantisipasi peserta yang kelelahan atau membutuhkan pertolongan cepat akibat cuaca panas.
Aktivitas Warga Terdampak
Penutupan jalan di kawasan Medan Merdeka Selatan jelas berdampak besar terhadap aktivitas warga Jakarta. Banyak pekerja kantoran memilih berjalan kaki dari halte TransJakarta ke gedung perkantoran karena kendaraan tidak bisa melintas.
Sementara itu, para pengemudi ojek online dan taksi mengaku pendapatannya menurun drastis karena waktu tempuh menjadi lebih lama. “Biasanya satu trip cuma sepuluh menit, sekarang bisa setengah jam karena muter jauh,” kata salah satu pengemudi ojek online yang mangkal di sekitar Thamrin.
Namun di sisi lain, beberapa pedagang kaki lima justru kebanjiran pembeli. “Kalau ada demo, saya bisa jualan lebih cepat habis. Banyak yang beli air minum dan makanan ringan,” ungkap Siti, penjual nasi bungkus di area Monas.
Seruan untuk Tetap Tertib
Menjelang sore, situasi berangsur kondusif meski kepadatan lalu lintas masih terjadi di beberapa titik. Aparat meminta masyarakat untuk tetap menghindari kawasan Medan Merdeka Selatan, terutama pada jam pulang kerja.
Koordinator aksi menutup kegiatan dengan pesan damai. “Kami datang bukan untuk membuat gaduh, tapi agar suara guru didengar. Kami ingin masa depan pendidikan Indonesia lebih baik,” ujarnya sebelum massa perlahan membubarkan diri.
Meski jalanan kembali bisa dilalui menjelang malam, efek kemacetan masih terasa hingga ke kawasan Tanah Abang, Sudirman, dan Kuningan. Warga Jakarta pun diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi aksi lanjutan dalam beberapa hari mendatang.

Cek Juga Artikel Dari Platform lagupopuler.web.id
